Persiapan Jemaah Haji Indonesia Jelang Wukuf di Arafah: Fisik, Mental, dan Perlengkapan
Jemaah haji Indonesia akan diberangkatkan ke Arafah pada 8 Dzulhijjah 1446 H. Kementerian Agama imbau jemaah untuk siapkan stamina, perlengkapan, dan pemahaman ibadah sebelum hadapi puncak haji.
Menuju Arafah: Momen Puncak Ibadah Haji Telah Dekat
Jemaah haji Indonesia akan mulai diberangkatkan ke Arafah pada 8 Dzulhijjah 1446 H, bertepatan dengan Rabu, 4 Juni 2025, sebagai bagian dari rangkaian puncak ibadah haji: Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina). Pemerintah melalui Kementerian Agama menekankan pentingnya persiapan menyeluruh, baik secara fisik, mental, maupun perlengkapan pribadi.
Jaga Stamina dan Ketenangan Jelang Wukuf
Sekretaris Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Arfi Hatim, mengimbau seluruh jemaah agar menjaga kesehatan dan kebugaran. Dengan cuaca panas dan jadwal padat, ketahanan tubuh menjadi kunci dalam menjalankan ibadah secara maksimal.
“Jaga stamina, istirahat yang cukup, dan konsumsi makanan yang tersedia,” ujar Arfi dalam konferensi pers di Kantor Urusan Haji Makkah, Sabtu (31/5).
Siapkan Perlengkapan Sejak Malam Sebelumnya
Arfi juga mengingatkan agar seluruh jemaah menyiapkan kebutuhan pribadi sebelum berangkat. Perlengkapan penting antara lain:
- Pakaian ihram
- Kartu identitas (kartu nusuk)
- Obat-obatan pribadi
- Masker & pelindung panas
- Buku doa & Al-Qur’an
- Ponsel, charger, dan power bank
- Air minum & makanan ringan
“Jangan panik, ikuti instruksi petugas kloter dan sektor. Pemberangkatan dilakukan secara bertahap,” tambahnya.
Ketenangan dan Keikhlasan Kunci Haji Mabrur
Kementerian Agama mengajak seluruh jemaah untuk menghadapi puncak ibadah haji dengan jiwa tenang, sabar, dan ikhlas, tanpa terburu-buru atau panik.
“Petugas siap mendampingi jemaah. Semoga semua ibadah kita diterima dan kita menjadi haji yang mabrur,” doa Arfi.
Fokus pada Rukun dan Syarat Haji, Bukan Sekadar Fasilitas
Menteri Agama Nasaruddin Umar yang juga menjabat Amirul Hajj 2025, menegaskan bahwa keberhasilan haji sangat ditentukan oleh pemahaman syarat dan rukun, bukan hanya fasilitas logistik seperti hotel, bus, atau makanan.
“Boleh jadi konsumsi, akomodasi, dan transportasi kita siapkan maksimal. Tapi kalau rukunnya tidak dilaksanakan, ibadah bisa tidak sah,” tegas Menag saat tiba di Jeddah.
Dua Pesan Kunci Amirul Hajj
Dalam arahannya, Nasaruddin menyampaikan dua hal penting kepada seluruh jemaah:
Fokus pada esensi ibadah haji, terutama wukuf di Arafah yang merupakan puncak dan rukun utama.
Tingkatkan kesiapan fisik dan ilmu ibadah, agar setiap tahap haji dijalani dengan benar dan sah secara syar’i.
Haji Bukan Sekadar Perjalanan, Tapi Ujian Totalitas Iman
Menjelang puncak haji di Arafah, jemaah Indonesia diimbau untuk tidak sekadar mengikuti ritual, tapi juga memaknai setiap tahapan sebagai bentuk ketundukan dan totalitas kepada Allah SWT. Kesiapan lahir dan batin menjadi penentu utama apakah seseorang berhasil meraih haji mabrur atau tidak.
“Jangan kejar sunah tapi lupa yang wajib. Jaga rukun, jaga niat, dan jaga tubuh,” tutup Menag.