QAPLO – Indonesia Airlines merespons keras tudingan Kemenhub yang menyebutnya sebagai hoaks. CEO Iskandar Ismail menanggapi dengan tegas, menyoroti pentingnya iklim investasi dan profesionalisme dalam pendirian maskapai.
Kontroversi Pendirian Indonesia Airlines: Tanggapan CEO Iskandar Ismail atas Tuduhan Kemenhub
Kontroversi terkait kehadiran Indonesia Airlines semakin memanas setelah pernyataan tajam yang dilontarkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Lukman F. Laisa, yang menyebut pendirian maskapai tersebut sebagai “hoaks” dan “angan-angan belaka”. Respons keras pun datang dari CEO Indonesia Airlines, Iskandar Ismail, yang menegaskan bahwa tudingan tersebut tidak berdasar dan dapat merusak iklim investasi di Indonesia. Pemberitaan ini mencuatkan berbagai isu terkait kredibilitas pihak-pihak yang terlibat, dan bagaimana ketegangan ini berpotensi mempengaruhi perkembangan industri penerbangan di Indonesia.
1. Konflik Antara Indonesia Airlines dan Kemenhub
Di tengah upaya untuk membangun perusahaan penerbangan baru, Indonesia Airlines tengah berhadapan dengan tantangan besar, terutama terkait dengan pernyataan kontroversial yang dikeluarkan oleh Lukman F. Laisa. Pada 22 Mei 2023, dalam pernyataannya kepada media, Lukman menyatakan bahwa Indonesia Airlines hanyalah sebuah kabar bohong, menambahkan bahwa tidak ada permohonan izin atau dokumen terkait operasional maskapai yang diterima oleh Kementerian Perhubungan. Pernyataan ini langsung memicu reaksi keras dari Iskandar Ismail, CEO Indonesia Airlines, yang menilai komentar tersebut sangat merugikan.
2. Tanggapan CEO Indonesia Airlines: Menegaskan Profesionalisme dan Seriusnya Proses Pendirian
Iskandar Ismail dalam wawancaranya yang dilakukan via sambungan telepon pada Jumat (23/5/2023) menegaskan bahwa Indonesia Airlines menjalankan semua proses pendirian maskapai dengan sangat serius dan sesuai prosedur yang berlaku. Ia mengungkapkan bahwa perusahaan tengah berada pada tahap finalisasi studi kelayakan dan sedang melakukan negosiasi dengan lessor pesawat ternama dari kawasan Asia dan Timur Tengah. Menurutnya, tudingan yang menyebut Indonesia Airlines sebagai hoaks hanya akan merusak reputasi Indonesia di mata investor internasional, yang tengah diprioritaskan dalam upaya pembangunan maskapai ini.
“Pernyataan yang dilontarkan oleh Lukman F. Laisa sangat tidak berdasar. Kami tidak sedang menjual mimpi kosong, tetapi tengah menjalani proses yang lazim dalam pendirian maskapai,” ujar Iskandar. Pernyataan ini menggambarkan bagaimana Indonesia Airlines berusaha untuk menjaga citra profesionalisme dan kredibilitas di tengah kontroversi yang berkembang.
3. Regulasinya, Ikatan Kerjasama, dan Dampak Pada Iklim Investasi
Dalam dunia industri penerbangan, regulasi dan hubungan antara pihak regulator dan pelaku usaha sangat penting untuk menciptakan iklim usaha yang sehat dan kondusif. Iskandar dengan tegas menanggapi bahwa pernyataan dari pejabat negara seperti yang dilontarkan oleh Lukman justru dapat merusak iklim investasi yang sedang mereka bangun. Hal ini sangat berisiko terhadap prospek Indonesia Airlines dalam mendapatkan mitra internasional, baik dalam hal pembiayaan maupun kerjasama operasional dengan lessor pesawat dari luar negeri.
Lukman, dalam kapasitasnya sebagai pejabat publik yang memiliki otoritas, telah memiliki pengaruh besar terhadap industri penerbangan Indonesia. Oleh karena itu, komentar yang terburu-buru dan tidak berdasarkan klarifikasi yang memadai, menurut Iskandar, justru memperburuk hubungan antara pihak regulator (Kemenhub) dengan pelaku industri penerbangan, yang harus saling berkolaborasi untuk memajukan sektor ini. Iskandar menegaskan bahwa Indonesia Airlines menghormati regulasi yang ada, dan siap bekerja sama dengan pihak terkait untuk memenuhi syarat administratif dan teknis yang diperlukan.
4. Potensi Dampak Media dan Pembentukan Opini Publik
Pemberitaan yang dimuat media mengenai konflik ini juga berpotensi membentuk opini publik yang berpengaruh pada persepsi masyarakat terhadap kredibilitas Indonesia Airlines. Media memiliki peran besar dalam menyebarkan informasi yang dapat mempengaruhi persepsi investor dan konsumen terhadap maskapai tersebut. Seiring berjalannya waktu, respons yang diberikan oleh Iskandar tidak hanya bertujuan untuk menjernihkan masalah ini, tetapi juga untuk melindungi reputasi Indonesia Airlines yang masih dalam tahap pendirian. Dalam hal ini, media massa berfungsi sebagai saluran komunikasi yang vital untuk mempertemukan kedua belah pihak, baik regulator maupun pelaku industri, dalam mencari solusi bersama.
5. Implikasi Jangka Panjang Terhadap Pendirian Maskapai
Iskandar menegaskan bahwa meski mendapatkan tantangan dari Kemenhub, Indonesia Airlines tetap berkomitmen untuk mendirikan maskapai dengan landasan profesionalisme yang kuat. Menurutnya, tantangan ini hanyalah bagian dari perjalanan panjang yang harus dilalui, dan dengan tekad serta kerja keras, mereka yakin dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta oleh pemerintah Indonesia.
Namun, implikasi jangka panjang dari pertikaian ini tidak dapat dianggap sepele. Jika tuduhan ini terus berlanjut tanpa ada solusi yang ditemukan, bisa saja Indonesia Airlines menghadapi kesulitan dalam memperoleh izin operasi resmi dari pemerintah, yang pada akhirnya dapat memengaruhi rencana ekspansi perusahaan di masa depan.
Membangun Keterbukaan dan Kolaborasi antara Pemerintah dan Pelaku Industri
Dalam industri yang sangat diatur dan bergantung pada kredibilitas serta kerjasama antara pihak regulator dan pelaku usaha, penting bagi kedua belah pihak untuk selalu membuka ruang untuk dialog konstruktif. Tudingan yang tidak disertai klarifikasi yang memadai hanya akan memperburuk iklim investasi dan merusak hubungan jangka panjang. Indonesia Airlines harus tetap menunjukkan komitmennya dalam memenuhi seluruh prosedur yang berlaku dan bekerja sama dengan pihak berwenang untuk memastikan kelancaran proses pendirian maskapai, sementara Kemenhub juga harus bersikap lebih bijak dalam merespons perkembangan yang ada agar tidak merusak citra Indonesia di mata investor internasional.
Kontroversi ini memberikan pelajaran penting tentang pentingnya komunikasi yang jujur dan transparan dalam dunia usaha, serta bagaimana peran media dalam membentuk opini dapat berdampak besar bagi kelangsungan bisnis. Indonesia Airlines dan Kemenhub perlu berusaha untuk mendekatkan posisi mereka melalui kerjasama yang lebih intensif demi kemajuan sektor penerbangan nasional.