QAPLO – Kementerian Agama (Kemenag) akan melaksanakan rukyatul hilal di 114 lokasi seluruh Indonesia pada 27 Mei 2025 untuk menentukan awal Zulhijah 1446 H. Sidang isbat dan hasil rukyat akan menjadi dasar penetapan Hari Raya Iduladha 2025. Simak lokasi dan rangkaian acara lengkapnya di sini.
Kemenag Siapkan Rukyatul Hilal di 114 Titik untuk Penetapan Awal Zulhijah 1446 H
Jakarta – Dalam rangka menentukan awal bulan Zulhijah 1446 Hijriah, Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar pemantauan hilal atau rukyatul hilal secara serentak pada Selasa, 27 Mei 2025, yang bertepatan dengan tanggal 29 Zulkaidah 1446 H. Kegiatan ini akan berlangsung di 114 titik pemantauan yang tersebar luas di seluruh wilayah Indonesia, sebagai bagian dari upaya akurasi penentuan kalender Hijriah yang menjadi rujukan umat Islam.
Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kemenag, Arsad Hidayat, mengungkapkan dalam Rapat Persiapan Sidang Isbat yang digelar di Jakarta pada Rabu (21/5/2025) bahwa posisi hilal saat matahari terbenam nanti diperkirakan sudah berada di atas ufuk dengan sudut elevasi antara 0° 44,15’ hingga 3° 12,29’. Sementara sudut elongasi hilal diperkirakan berkisar antara 5° 50,64’ hingga 7° 6,27’. Posisi ini memenuhi kriteria yang telah disepakati oleh Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), yang menjadi standar utama penetapan awal bulan Hijriah di kawasan Asia Tenggara.
Pemantauan hilal akan diikuti dengan Sidang Isbat yang akan digelar di Kantor Kemenag Jalan MH Thamrin, Jakarta, mulai pukul 16.00 WIB. Kegiatan ini diawali dengan seminar posisi hilal yang menghadirkan para ahli astronomi dan pakar falak dari berbagai organisasi masyarakat Islam. Setelah Salat Magrib, sidang akan dilaksanakan secara tertutup, dimana laporan hasil rukyatul hilal dari 114 titik pemantauan akan diterima dan dibahas secara seksama.
Dalam sidang tersebut, Menteri Agama akan mendengarkan masukan dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta para peserta sidang sebelum mengambil keputusan resmi mengenai awal Zulhijah 1446 H. Keputusan ini tidak hanya menjadi penentu tanggal awal Zulhijah, namun juga akan menjadi dasar penetapan Hari Raya Iduladha 2025 yang sangat dinanti umat Islam di Indonesia.
Arsad menambahkan bahwa keterlibatan berbagai pihak dari kalangan pemerintah, lembaga keagamaan, dan institusi ilmiah menunjukkan pentingnya kolaborasi multidisipliner dalam penetapan kalender Hijriah. Turut hadir dalam acara ini perwakilan duta besar negara sahabat, anggota DPR Komisi VIII, Mahkamah Agung, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Informasi Geospasial (BIG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Observatorium Bosscha ITB, Planetarium Jakarta, dan sejumlah pakar falak dari ormas Islam serta pondok pesantren.
Daftar Lengkap 114 Titik Rukyatul Hilal di Indonesia
Pemantauan hilal akan dilakukan di 114 lokasi strategis mulai dari Aceh hingga Papua Barat, termasuk observatorium, pesantren, pantai, bukit, serta gedung pemerintahan dan pendidikan. Beberapa lokasi utama meliputi:
Observatorium Tgk Chiek Kuta Karang, Lhoknga, Aceh
Tugu 0 Km Kota Sabang, Aceh
Observatorium Ilmu Falak (OIF) UMSU Sumatra Barat
Gedung Kanwil Kemenag DKI Jakarta
Planetarium dan Observatorium UIN Walisongo Semarang
Observatorium Bosscha Lembang, Jawa Barat
Menara Masjid Baitul Muttaqin Islamic Center Samarinda, Kalimantan Timur
Satuan Radar 225 TNI AU, Kota Tarakan, Kalimantan Utara
Pantai Bahari Kelurahan Anaiwoi, Kolaka, Sulawesi Tengah
Pantai Lampu Satu, Merauke, Papua
Daftar lengkap lokasi ini mencakup berbagai titik geografis yang dipilih berdasarkan kriteria astronomis dan kemudahan observasi.
Implikasi dan Pentingnya Penetapan Awal Zulhijah
Penetapan awal Zulhijah merupakan momen krusial karena berpengaruh langsung pada pelaksanaan ibadah haji dan Hari Raya Iduladha, salah satu hari besar umat Islam yang menjadi momentum pengorbanan dan solidaritas sosial. Ketepatan penetapan tanggal awal bulan Hijriah juga menggambarkan keberhasilan perpaduan antara ilmu falak (astronomi Islam) dan hisab rukyat (perhitungan dan pengamatan hilal) yang selama ini dijalankan secara konsisten oleh Kemenag.
Selain aspek keagamaan, kegiatan ini juga menjadi wujud integrasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan keimanan dalam konteks modern. Pendekatan astronomis yang akurat dan sidang isbat yang transparan diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap hasil penetapan kalender Hijriah secara nasional.
Libur dan Cuti Bersama Iduladha 1446 H
Sebagai bagian dari perayaan Iduladha 1446 H, pemerintah juga telah menetapkan cuti bersama pada tanggal 9 Juni 2025. Cuti bersama ini bertepatan dengan hari kerja dan dapat dimanfaatkan untuk berlibur atau istirahat, terutama karena berdekatan dengan akhir pekan sehingga menciptakan peluang libur panjang. Kebijakan ini tertuang dalam SKB 3 Menteri tentang Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025 dan menjadi acuan bagi aparatur sipil negara serta pegawai di sektor swasta.
Kesimpulan
Pemantauan hilal yang dilakukan secara serentak di 114 titik di seluruh Indonesia menunjukkan komitmen Kemenag untuk menjalankan penetapan kalender Hijriah dengan akurat dan ilmiah. Sidang isbat yang melibatkan berbagai elemen masyarakat dan pemerintah menegaskan proses penetapan yang transparan dan kredibel. Dengan demikian, masyarakat dapat mempersiapkan ibadah haji dan perayaan Iduladha 1446 H dengan keyakinan dan ketepatan waktu.