Israel melancarkan serangan udara besar ke Teheran dan situs nuklir Iran. Sedikitnya 20 komandan tinggi Iran tewas, sementara fasilitas nuklir Natanz dan Isfahan lumpuh. Dunia waspada terhadap eskalasi konflik.
Teheran, 15 Juni 2025 — Ketegangan regional meningkat tajam setelah Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke ibu kota Iran, Teheran, serta sejumlah fasilitas strategis termasuk ladang minyak dan situs nuklir utama.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa kampanye militer ini ditujukan untuk menghancurkan dua ancaman utama dari Iran: program nuklir dan rudal balistik. “Semua yang mereka alami belum seberapa dibandingkan apa yang akan terjadi,” ujar Netanyahu dalam pidato video resminya.
Netanyahu menyebut bahwa operasi ini mendapat dukungan penuh dari Presiden AS Donald Trump, yang menyatakan bahwa mencegah Iran memiliki senjata nuklir adalah syarat utama perdamaian dan kepentingan nasional Amerika Serikat.
Ladang Minyak dan Depo Bahan Bakar Jadi Target
Menurut Kementerian Minyak Iran, dua depo bahan bakar di Teheran dan fasilitas gas South Pars dihantam dalam serangan dini hari. Ledakan besar menghentikan produksi gas hingga 12 juta meter kubik. Meskipun api berhasil dipadamkan, kerusakan sistemik telah terjadi.
Israel Ancam Infrastruktur Vital Iran
Seorang pejabat militer Israel menyatakan bahwa jika Iran terus menyerang warga sipil dengan rudal balistik, maka kilang minyak, pelabuhan, hingga gedung pemerintahan akan dijadikan target selanjutnya.
Gelombang keempat rudal Iran yang menghantam Israel utara pada Sabtu malam menewaskan tiga warga sipil di kota Tamra, dekat Haifa. Serangan ini mendorong Israel untuk meningkatkan serangan balasan secara strategis.
Markas Pertahanan Iran Diserang Langsung
Kantor berita Tasnim melaporkan bahwa salah satu gedung Kementerian Pertahanan di Teheran rusak akibat serangan udara. Militer Israel mengklaim lebih dari 150 target strategis dihancurkan dalam 40 jam terakhir, termasuk markas elit IRGC.
Fordo Jadi Titik Krisis Nuklir Berikutnya
Presiden Trump menyatakan bahwa fasilitas nuklir bawah tanah Fordo bisa menjadi target serangan berikutnya. Jika Fordo tetap utuh, Iran bisa memindahkan semua pengayaan uranium ke sana dan mempercepat program nuklir mereka secara diam-diam.
20 Jenderal Iran Tewas, Infrastruktur Nuklir Hancur
Militer Israel (IDF) mengonfirmasi bahwa 20 pejabat tinggi Iran tewas sejak Jumat. Di antaranya:
- Mohammad Bagheri – Kepala Divisi Rudal Balistik IRGC
- Gholam-Reza Marhabi – Kepala Intelijen Militer Iran
- Ali Shamkhani – Penasihat utama Ayatollah Khamenei
Selain itu, dua anggota IRGC dan dua polisi Iran juga dilaporkan tewas akibat serangan drone sekitar 300 km barat Teheran.
Program Nuklir Iran di Natanz dan Isfahan Lumpuh
Israel mengklaim telah melumpuhkan fasilitas nuklir Iran di Natanz dan Isfahan. Sembilan ilmuwan senior juga dilaporkan tewas. IAEA membenarkan kerusakan berat pada pabrik konversi uranium dan pelat bahan bakar.
Meskipun tidak terjadi kebocoran radiasi, pemadaman listrik di Natanz disebut menyebabkan kerusakan serius pada sistem sentrifugal utama. Iran diperkirakan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk memulihkan semua kerusakan tersebut.
Ganti Rezim Jadi Opsi Terbuka
Beberapa pejabat Israel menyebut bahwa opsi penggulingan rezim Iran kini dipertimbangkan serius, terutama jika Teheran terus melanggar batas merah. Wakil Menteri Almog Cohen menyerukan rakyat Iran untuk bangkit melawan kekuasaan yang dianggap opresif dan berbahaya.
Seruan Persatuan Nasional dan Dukungan Dunia
Presiden Israel Isaac Herzog menyerukan persatuan nasional dan dukungan global. Ia menegaskan bahwa konflik ini bukan hanya milik Israel, melainkan seluruh dunia yang menolak terorisme dan senjata pemusnah massal.
Serangan Israel ke Iran membuka babak baru dalam konflik Timur Tengah yang sebelumnya hanya berputar pada perang proksi. Kini, pusat militer dan nuklir Iran menjadi target langsung, memicu kewaspadaan global akan ancaman perang skala penuh.