Israel melancarkan serangan udara ke Teheran dan ladang minyak Iran sebagai balasan atas serangan rudal. Ketegangan meningkat, puluhan target strategis Iran dihancurkan, dan dunia menghadapi ancaman konflik regional berskala besar.
Teheran, 15 Juni 2025 — Ketegangan di Timur Tengah mencapai puncaknya setelah jet tempur Israel melancarkan serangan udara ke ibu kota Iran, Teheran, serta menghantam sejumlah infrastruktur penting termasuk depot bahan bakar dan ladang minyak.
Serangan ini merupakan bagian dari operasi militer skala besar Israel yang menargetkan program nuklir dan rudal balistik Iran. Pemerintah Israel menyebut dua elemen tersebut sebagai ancaman langsung terhadap keberadaan negaranya.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam pidato resmi menyatakan, “Apa yang mereka alami belum seberapa dibandingkan dengan apa yang akan datang. Langit Teheran akan melihat kekuatan jet-jet tempur kami.”
Depot Bahan Bakar dan Ladang Minyak Jadi Target
Menurut Kementerian Minyak Iran, dua depot bahan bakar utama di Teheran menjadi sasaran serangan pada Minggu dini hari. Insiden ini terjadi tak lama setelah Iran meluncurkan gelombang rudal ke arah wilayah utara Israel.
Serangan tambahan juga menghantam fasilitas gas South Pars, menyebabkan ledakan besar yang menghentikan pasokan gas hingga 12 juta meter kubik. Meski api telah dipadamkan, kerusakan logistik masih belum sepenuhnya diperbaiki.
Ancaman Balasan terhadap Infrastruktur Vital Iran
Pejabat keamanan Israel memperingatkan bahwa jika Iran terus menargetkan warga sipil dengan rudal balistik, maka kilang minyak, pelabuhan, dan gedung pemerintahan akan menjadi sasaran serangan berikutnya.
Ancaman ini muncul setelah rudal Iran menghantam kota Tamra di utara Israel pada Sabtu malam, menewaskan tiga warga sipil dan memicu kemarahan publik.
Markas Pertahanan Iran Diserang
Kantor berita Tasnim mengonfirmasi bahwa gedung Kementerian Pertahanan Iran di Teheran mengalami kerusakan akibat serangan udara Israel. Walau kerusakan dilaporkan ringan, pesan strategisnya sangat jelas: jantung pertahanan Iran tidak lagi aman.
Juru bicara IDF, Brigjen Effie Defrin, menyatakan bahwa dalam waktu 40 jam terakhir, lebih dari 150 target militer strategis Iran telah dihantam. “Teheran bukan lagi kota yang kebal. Ini adalah pusat rezim teror yang harus dinetralisir,” tegasnya.
Superioritas Udara Israel: Iran Kewalahan
Defrin menambahkan bahwa ratusan jet tempur Israel kini menguasai langit barat Iran, menargetkan pusat pengembangan nuklir, fasilitas militer, dan tokoh senior militer Iran dalam serangan presisi tinggi.
Rapat Darurat Israel dan Seruan Persatuan Nasional
Pada Sabtu malam, kabinet keamanan Israel mengadakan rapat darurat di sebuah bunker bawah tanah. Hadir dalam rapat tersebut adalah Netanyahu, Menteri Pertahanan Israel Katz, dan Menteri Luar Negeri Gideon Sa’ar.
Warga Israel diminta untuk tetap berada dekat ruang perlindungan resmi seperti bunker bom atau ruang aman apartemen, dan menghindari ruang bawah tanah biasa yang tidak memiliki spesifikasi keamanan nasional.
Ancaman Eksistensial dan Dukungan Global
Kepala Staf IDF, Letjen Eyal Zamir, menyatakan bahwa serangan ini adalah upaya mempertahankan eksistensi bangsa Yahudi dari ancaman pemusnahan. “Jika kita tidak bertindak sekarang, sejarah tidak akan memaafkan kita,” ujarnya.
Presiden Israel, Isaac Herzog, dalam pidatonya menyerukan solidaritas dari para pemimpin dunia dan menegaskan bahwa perang ini bukan semata milik Israel, tapi milik seluruh dunia yang menolak terorisme dan senjata nuklir.
“Rezim Iran telah berupaya menghancurkan kami melalui terorisme, kebencian, dan ambisi nuklir. Ini adalah saatnya berdiri bersama demi masa depan yang aman bagi seluruh kawasan,” ujar Herzog.
Situasi di Timur Tengah kini berada di ambang perang terbuka. Dunia memandang dengan waspada, sementara harapan akan deeskalasi makin menipis.
Laporan ini dikompilasi berdasarkan berbagai sumber internasional dan pernyataan resmi pemerintahan Israel dan Iran.