IHSG dibuka melemah ke level 6.796 pada 23 Juni 2025 akibat eskalasi geopolitik AS-Iran. Simak saham-saham potensial dan pengaruh data ekonomi global terhadap pasar Indonesia.
Qaplo – Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah signifikan pada awal perdagangan Senin, 23 Juni 2025. IHSG tercatat turun 1,60% ke level 6.796,33 usai dibuka di posisi 6.833,47. Penurunan ini dipicu oleh ketegangan geopolitik yang meningkat setelah serangan militer Amerika Serikat terhadap Iran akhir pekan lalu.
Menurut riset harian BNI Sekuritas, IHSG diperkirakan akan menguji support pada kisaran 6.800–6.850, dengan resisten berada di rentang 6.950–7.000. Tekanan juga terlihat dari aksi jual asing pada Jumat, 20 Juni 2025, sebesar Rp2,74 triliun, dengan saham seperti BBCA, BMRI, BBRI, BRMS, dan BBNI menjadi target utama.
Sentimen Global: Geopolitik & Kebijakan The Fed
Indeks Wall Street juga ditutup melemah, mencerminkan kekhawatiran investor atas konflik AS-Iran dan arah suku bunga Federal Reserve (The Fed). Selain itu, pasar Asia menantikan rilis data suku bunga pinjaman Tiongkok dan arah kebijakan ekonomi lanjutan.
6 Saham Potensial Hari Ini (Trading Idea)
- MEDC: Spec Buy Rp1.400–1.430, cutloss di bawah Rp1.390, target Rp1.480–1.520
- ELSA: Spec Buy Rp490–494, cutloss di bawah Rp480, target Rp498–505
- PSAB: Spec Buy Rp466–472, cutloss di bawah Rp464, target Rp484–498
- HRTA: Spec Buy Rp615–625, cutloss di bawah Rp605, target Rp645–655
- CUAN: Spec Buy Rp11.675–11.800, cutloss di bawah Rp11.500, target Rp12.000–12.200
- ANTM: Spec Buy Rp3.150–3.200, cutloss di bawah Rp3.100, target Rp3.270–3.330
Dampak Harga Minyak dan Subsidi BBM
Harga minyak dunia melonjak akibat konflik, memberikan angin segar bagi emiten energi seperti ESSA, MEDC, dan ELSA. Namun bagi pemerintah, lonjakan harga minyak bisa membebani subsidi BBM dan memperbesar anggaran belanja negara.
Agenda Ekonomi Global Pekan Ini
Data inflasi utama AS, Core PCE Mei 2025, akan dirilis Kamis (26/6). Jika tinggi, ini dapat memperkuat spekulasi suku bunga tinggi The Fed bertahan lebih lama. The Fed juga dijadwalkan menyampaikan Laporan Kebijakan Moneter oleh Jerome Powell di hadapan Kongres AS pada 24–25 Juni.
Sementara itu, NPC Standing Committee Tiongkok menggelar sidang 24–27 Juni 2025, yang dapat melahirkan kebijakan fiskal dan anti-monopoli baru, sebagai respon atas ketegangan dagang dengan AS.
Data Ekonomi Eropa dan Inggris
Investor memantau data PMI, inflasi Spanyol dan Prancis, serta sentimen bisnis Jerman. Di Inggris, data final PDB kuartal I, neraca berjalan, dan survei bisnis akan menjadi sorotan utama pekan ini.
Data Dalam Negeri: Uang Beredar & Dividen Emiten
Bank Indonesia akan merilis data uang beredar (M2) Mei 2025. Sebelumnya, M2 April tercatat Rp9.390 triliun atau tumbuh 5,2% YoY. Pertumbuhan ini mencerminkan peningkatan kredit dan tagihan kepada pemerintah pusat.
Hari ini juga merupakan ex-date dividen untuk 17 emiten termasuk PTBA dan ANTM. PTBA tercatat memberikan yield lebih dari 11%. Investor perlu waspada terhadap potensi koreksi harga akibat dividen besar ini.
Kabar Positif dari Bursa: Transparansi Naik
BEI berencana membuka kembali kode domisili investor pada akhir sesi I mulai Juli 2025. Ini akan meningkatkan transparansi dan membantu trader memantau pergerakan dana asing secara real time. Pembukaan kode broker dan wacana penurunan lot saham juga sedang dikaji.
Agenda Hari Ini (23 Juni 2025)
- Pidato pejabat The Fed: Daly, Waller, dan Bowman
- Data M2 dari Bank Indonesia
- PMI Flash Service & Composite Jepang dan AS
- Konferensi pers BNN dan Bea Cukai terkait pengungkapan jaringan narkoba
- Pemeriksaan eks Mendikbud Nadiem Makarim oleh Kejagung
- Diskusi Coffee Morning KKP dengan pelaku usaha kelautan
Penutup: Pasar Masih Rawan
Tekanan terhadap IHSG diperkirakan berlanjut. Investor disarankan fokus pada sektor energi dan tetap memantau agenda geopolitik global serta rilis data ekonomi penting. Peralihan aset investasi ke instrumen safe haven bisa meningkat jika konflik AS-Iran terus memburuk.