Puasa Asyura 2025 jatuh pada Minggu, 6 Juli. Apakah sah jika hanya menjalankan puasa 10 Muharam tanpa Tasua? Simak penjelasan ulama dan keutamaannya di sini.
Qaplo – Setiap tanggal 10 Muharam, umat Islam dianjurkan menjalankan puasa Asyura yang memiliki keutamaan luar biasa. Berdasarkan kalender Hijriah 1447 H, puasa Asyura 2025 jatuh pada Minggu, 6 Juli, sebagaimana ditetapkan oleh Kementerian Agama dan Nahdlatul Ulama (NU).
Sebelum Asyura, umat Islam juga dianjurkan melaksanakan puasa Tasua pada 9 Muharam atau Sabtu, 5 Juli 2025. Namun, bagaimana jika seseorang hanya mampu melaksanakan puasa pada hari Asyura saja? Apakah sah dan tetap berpahala? Berikut penjelasan lengkapnya menurut syariat Islam.
Apa Itu Puasa Asyura dan Puasa Tasua?
Puasa Asyura (10 Muharam) adalah puasa sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Dalam hadis riwayat Muslim disebutkan:
“Puasa Asyura dapat menghapus dosa-dosa kecil selama satu tahun sebelumnya.” (HR Muslim)
Sementara itu, puasa Tasua (9 Muharam) dianjurkan sebagai pembeda antara umat Islam dengan Yahudi yang hanya berpuasa pada 10 Muharam. Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa beliau ingin berpuasa juga pada 9 Muharam di tahun berikutnya, namun beliau wafat sebelum sempat melakukannya (HR Muslim dan Ahmad).
Asal Usul dan Keutamaan Puasa di Bulan Muharam
Bulan Muharam termasuk dalam asyhurul hurum—empat bulan suci dalam Islam—sebagaimana tertulis dalam Surat At-Taubah ayat 36. Amal baik di bulan ini dilipatgandakan pahalanya, dan dosa pun mendapat ganjaran lebih berat.
Salah satu peristiwa penting di hari Asyura adalah diselamatkannya Nabi Musa AS dari kejaran Firaun. Beliau pun berpuasa sebagai bentuk syukur, dan kebiasaan ini diikuti umat Yahudi. Rasulullah SAW berpuasa Asyura bukan karena meniru, melainkan karena perintah dari Allah SWT.
Bolehkah Hanya Puasa Asyura Tanpa Tasua?
Menurut mayoritas ulama dan mazhab Syafi’i, puasa Asyura sah dilakukan tanpa harus disertai puasa Tasua. Dalam kitab Fathul Mu’in karya Syekh Zainuddin Al-Malibari dijelaskan bahwa puasa pada 10 Muharam saja tetap berpahala dan tidak makruh.
Hal ini juga dikuatkan oleh hadis:
“Sungguh Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa Asyura. Beliau menjawab, ‘Aku berharap kepada Allah bahwa puasa ini menghapus dosa-dosa setahun yang lalu.’” (HR Muslim)
Jadi, bagi umat Islam yang hanya bisa menjalankan puasa Asyura pada 10 Muharam, ibadahnya tetap sah dan bernilai pahala besar.
Alternatif Jika Tak Puasa Tasua
Jika seseorang tidak sempat puasa pada 9 Muharam, maka ia masih dapat menyempurnakan niatnya dengan puasa pada 11 Muharam, sehari setelah Asyura. Ini berdasarkan anjuran Nabi SAW untuk berpuasa sehari sebelum atau sesudah Asyura agar berbeda dengan amalan kaum Yahudi.
Niat Puasa Asyura
Berikut niat puasa Asyura dalam bahasa Arab, latin, dan artinya:
نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ‘Asyura sunnatan lillahi ta’ala
Artinya: “Saya niat puasa sunnah Asyura karena Allah Ta’ala.”
Puasa Asyura adalah amalan istimewa yang sangat dianjurkan pada bulan Muharam. Meskipun idealnya dilaksanakan bersama puasa Tasua pada 9 Muharam, namun puasa 10 Muharam saja tetap sah dan berpahala.
Bagi yang hanya mampu menjalani puasa di tanggal 10 Muharam, tidak perlu ragu atau merasa kurang. Islam adalah agama yang memudahkan dan menghargai setiap amal kebaikan.
Semoga kita semua diberikan kemudahan untuk menjalani ibadah di bulan Muharam dan meraih keberkahan yang dijanjikan Allah SWT.