Gadget

Huawei Tantang Dominasi AI Nvidia dengan Chip Ascend 910D: Siap Geser H100 di Tengah Sanksi AS

Huawei Tantang Dominasi AI Nvidia dengan Chip Ascend 910D: Siap Geser H100 di Tengah Sanksi AS
- +
14px

Huawei meluncurkan chip AI terbaru Ascend 910D yang diklaim mampu menyaingi performa Nvidia H100. Apakah ini awal dominasi China di pasar AI global?

 

Huawei resmi mengumumkan chip AI terbarunya, Ascend 910D, yang digadang-gadang mampu menandingi bahkan melampaui performa Nvidia H100. Peluncuran ini menjadi langkah strategis Huawei untuk mendominasi pasar chip kecerdasan buatan global di tengah ketatnya pembatasan ekspor dari Amerika Serikat.  

 

Prosesor HiSilicon Ascend 910D merupakan evolusi dari seri Ascend 910C yang sebelumnya telah digunakan dalam sistem CloudMatrix Huawei. Dengan efisiensi energi yang ditingkatkan dan performa komputasi tinggi, chip ini dirancang untuk menangani pelatihan model AI skala besar, bahkan disebut-sebut memiliki kinerja setara dengan Nvidia H100.  

 

Meski dalam uji satu lawan satu Ascend 910D belum mampu melampaui GPU Blackwell B200 atau B300 milik Nvidia, Huawei mengambil pendekatan berbeda: membangun AI pod yang terdiri dari ratusan chip untuk menyaingi kekuatan sistem Nvidia.  

 

Menurut laporan Reuters, Huawei telah mendekati sejumlah perusahaan di dalam negeri untuk menguji kemampuan Ascend 910D sebelum produksi massal dimulai. Sampel awal chip ini diperkirakan akan tersedia akhir Mei 2025.  

 

Secara paralel, Huawei juga akan mengirimkan prosesor Ascend 910C secara besar-besaran bulan depan, sebagian besar di antaranya diproduksi oleh TSMC melalui perusahaan pihak ketiga. Belum jelas apakah chip 910D juga akan diproduksi di dalam negeri oleh SMIC, atau Huawei akan kembali mencari celah dari sanksi AS seperti sebelumnya.  

 

Dari sisi performa, Ascend 910C menawarkan sekitar 780 TFLOPS (BF16), sementara Nvidia H100 mampu mencapai 2.000 TFLOPS. Untuk menyamai H100, Huawei harus meningkatkan arsitektur internal dan menambah jumlah chiplet pada 910D.  

 

Huawei tahun ini juga memperkenalkan CloudMatrix 384, sistem dengan 384 prosesor Ascend 910C yang diklaim dapat mengalahkan Nvidia GB200 NVL72 pada beban kerja tertentu, meski dengan konsumsi daya yang lebih tinggi. Sistem ini memiliki lebih dari lima kali jumlah prosesor dibandingkan satu rak NVL72 milik Nvidia.  

 

Namun, masa depan tetap menjadi tantangan. Tanpa akses ke teknologi fabrikasi semikonduktor tercanggih seperti TSMC N3, Huawei akan kesulitan bersaing dengan GPU generasi Rubin milik Nvidia yang akan dirilis pada 2026. GPU Rubin diprediksi menawarkan 8.300 TFLOPS (FP8), dua kali lebih tinggi dari Blackwell B200.  

 

Walau demikian, Huawei kemungkinan besar akan tetap menjadi tulang punggung pelatihan AI di Tiongkok, karena pembatasan AS membuat Nvidia tak bisa menjual Rubin ke China. Dalam konteks ini, Huawei tidak akan punya pesaing langsung di pasar dalam negeri.  

 

Penting dicatat, pada 13 Mei 2025, AS melalui Bureau of Industry and Security (BIS) merilis aturan baru yang melarang penggunaan chip Ascend buatan Huawei tanpa lisensi ekspor resmi, bahkan di China sendiri. Larangan ini memperketat kendali atas pemanfaatan teknologi AI yang berpotensi digunakan untuk militer atau intelijen oleh negara pesaing.  

 

Langkah ini menyusul larangan distribusi chip Nvidia H20 ke China, yang menyebabkan saham Nvidia turun lebih dari 5%. AMD juga ikut terdampak dengan penurunan saham sekitar 5,9% akibat kebijakan yang bersifat permanen ini.  

 

Huawei sendiri telah membuktikan kemampuannya dalam berinovasi dengan memperkenalkan Ascend 910D yang lebih hemat energi, berdaya tinggi, dan tidak bergantung pada teknologi asing. Berdasarkan berbagai pengujian internal, chip ini dianggap sebagai tonggak penting dalam kemandirian teknologi China.

 

Jika berhasil dalam uji performa dan produksi massal, Ascend 910D dapat menjadi pionir dalam transformasi AI global dan memperkuat posisi Huawei sebagai pemain utama di industri semikonduktor dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE