Ekonomi

IHSG Anjlok Akibat Tekanan Saham Perbankan dan Ketegangan Geopolitik Global, Ini Penyebabnya

IHSG Anjlok Akibat Tekanan Saham Perbankan dan Ketegangan Geopolitik Global, Ini Penyebabnya
- +
14px

IHSG jatuh 1,15% di awal perdagangan Kamis (19/6/2025) akibat pelemahan sektor keuangan, sentimen suku bunga, dan ketegangan Iran-AS.  

 

Qaplo – Jakarta, 19 Juni 2025 – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah tajam pagi ini, Kamis (19/6), mengikuti tekanan global dan pelemahan saham sektor keuangan. IHSG tercatat turun 82 poin atau 1,15% ke posisi 7.025,78 pada pukul 09.38 WIB. Penurunan ini terjadi dalam 40 menit awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).  

 

Data perdagangan menunjukkan sebanyak 423 saham mengalami koreksi, 105 saham menguat, dan 144 stagnan. Nilai transaksi tercatat sebesar Rp3,2 triliun dengan volume perdagangan mencapai 5,5 miliar lembar saham dalam 367.250 transaksi. Kapitalisasi pasar pun kembali menyusut menjadi Rp12.312,48 triliun.  

 

Sektor keuangan menjadi pemberat utama IHSG pagi ini. Saham bank-bank besar seperti BBRI turun 2% dan menyumbang -9,17 poin, BMRI turun hampir 2% (-7,48 poin), BBCA turun 0,56% (-3,41 poin), serta BBNI yang terkoreksi 1,63% (-2,16 poin). Saham teknologi GOTO juga ikut menekan IHSG setelah pengumuman pergantian jajaran direksi dan komisaris, dengan penurunan 1,59% (-2,16 poin).  

 

Tekanan jual pada sektor keuangan tak lepas dari keputusan Bank Indonesia (BI) dan The Federal Reserve (The Fed) yang kembali menahan suku bunga acuan. BI mempertahankan BI-Rate di level 5,50%, Deposit Facility 4,75%, dan Lending Facility 6,25%. Kebijakan ini diambil guna menjaga inflasi tetap dalam target 2,5±1% dan menjaga stabilitas rupiah.  

 

Sementara itu, The Fed juga mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25%–4,50%. Meski demikian, sinyal pemangkasan suku bunga sebanyak dua kali hingga akhir 2025 masih diberikan. The Fed menyebut inflasi tetap tinggi dan pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan melambat, sebagaimana disampaikan dalam rilis dot plot FOMC.  

 

Dari sisi teknikal, analis Phintraco Sekuritas memprediksi IHSG akan melanjutkan koreksi. Indikator Stochastic RSI berada di area oversold, MACD mendatar, dan Bollinger Bands menyempit. “IHSG berpotensi menguji level psikologis 7.000 jika support di 7.100 gagal bertahan,” tulis Phintraco dalam riset pagi ini.  

 

Selain itu, meningkatnya ketegangan geopolitik antara Iran dan Amerika Serikat turut memperberat sentimen pasar. Presiden AS Donald Trump dikabarkan tengah mempertimbangkan tindakan militer terhadap Iran, sementara pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menegaskan penolakan untuk menyerah.  

 

Pasar saham global pun turut tertekan. Bursa Eropa pada Rabu (18/6) mayoritas melemah: indeks DAX Jerman -0,50%, Euro Stoxx 50 -0,36%, dan CAC Prancis -0,36%. Wall Street ditutup bervariasi dengan Dow Jones turun 0,10% ke 42.171,79 dan S&P 500 terkoreksi tipis 0,03%, sedangkan Nasdaq naik 0,61% ke 19.546,83.  

 

Di Asia, mayoritas bursa juga dibuka negatif. Indeks Nikkei turun 0,78%, Shanghai Composite melemah 0,35%, Hang Seng -1,01%, dan Straits Times melemah 0,30%. Dari Jepang, data ekspor Mei 2025 tercatat menurun 1,7% (yoy), menjadi penurunan pertama dalam delapan bulan terakhir.  

 

Adapun saham-saham rekomendasi dari Phintraco Sekuritas untuk jangka pendek antara lain ICBP, ESSA, TLKM, MAPI, dan INCO, yang dinilai masih memiliki peluang teknikal rebound di tengah sentimen negatif global.  

 

Investor disarankan tetap waspada menghadapi volatilitas tinggi akibat ketidakpastian global dan potensi eskalasi konflik geopolitik yang masih berlangsung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE