Israel menuduh Iran merencanakan penyebaran bom nuklir ke kelompok teroris. Serangan udara menewaskan 20 jenderal Iran dan melumpuhkan fasilitas nuklir utama. Dunia waspada akan eskalasi perang skala besar.
Yerusalem, 15 Juni 2025 — Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memperingatkan bahwa Iran tidak hanya mengembangkan senjata nuklir untuk kepentingannya sendiri, tetapi juga diduga merencanakan penyebarannya kepada kelompok proksi teroris di Timur Tengah.
“Ini adalah bentuk terorisme nuklir ekstrem yang mengancam perdamaian dunia,” tegas Netanyahu dalam pernyataan resminya pada Sabtu.
Ia menyebutkan bahwa sejumlah elit militer Iran mulai meninggalkan pos mereka setelah serangan udara besar-besaran Israel, karena menyadari skala eskalasi yang mungkin terjadi.
Dukungan Trump: Hentikan Iran Demi Perdamaian
Netanyahu menambahkan bahwa operasi militer Israel mendapat dukungan penuh dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Dalam wawancara dengan The Atlantic, Trump menyatakan bahwa menghentikan ambisi nuklir Iran adalah langkah krusial demi perdamaian global dan stabilitas nasional AS.
“Tidak akan ada perdamaian jika Iran memiliki bom nuklir,” kata Trump. Meski keras dalam sikap, Trump tetap membuka peluang diplomatik untuk mengembalikan Iran ke meja perundingan internasional.
Israel Klaim Lumpuhkan Program Nuklir Iran
Militer Israel mengklaim telah melumpuhkan fasilitas nuklir utama Iran, termasuk situs pengayaan uranium di Natanz dan pusat konversi di Isfahan. Serangan udara menewaskan sembilan ilmuwan senior yang terlibat dalam pengembangan senjata nuklir.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengonfirmasi bahwa empat fasilitas utama di Isfahan mengalami kerusakan berat, termasuk pabrik pelat bahan bakar dan konversi uranium. Meski tidak terjadi kebocoran radiasi, gangguan pada sistem sentrifugal Natanz dipastikan berdampak besar.
Seorang pejabat Israel menyebut bahwa kerusakan ini akan membuat Iran butuh waktu berbulan-bulan untuk memulihkan kapasitas nuklirnya. Intelijen juga menegaskan bahwa aktivitas di Isfahan diarahkan untuk kepentingan militer, bukan sipil.
Fordo Bisa Jadi Target Berikutnya
Stasiun Channel 12 Israel melaporkan bahwa Presiden Trump memberi sinyal bahwa fasilitas bawah tanah Fordo mungkin menjadi sasaran selanjutnya. Jika Iran memindahkan seluruh pengayaan ke sana, maka upaya militer untuk menghentikannya akan lebih sulit.
“Fordo adalah titik kritis. Jika tetap berdiri, Iran bisa mempercepat program nuklirnya tanpa gangguan,” kata seorang analis militer Israel.
Opsi Ganti Rezim Iran Muncul Jika Serangan Lanjut
Meski Israel belum secara resmi mengumumkan rencana menggulingkan rezim Iran, sejumlah pejabat menyatakan bahwa semua opsi terbuka jika Teheran terus menargetkan warga sipil Israel.
Wakil Menteri Almog Cohen bahkan menyerukan agar rakyat Iran bangkit melawan pemerintah mereka. “Rezim ini membawa kehancuran, bukan kedamaian,” ujarnya di platform X.
20 Jenderal dan Komandan Iran Dilaporkan Tewas
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengonfirmasi bahwa dalam operasi sejak Jumat, setidaknya 20 komandan tinggi Iran tewas, termasuk tokoh utama dalam pengembangan rudal dan intelijen militer.
- Mohammad Bagheri – Kepala Divisi Rudal Balistik IRGC
- Gholam-Reza Marhabi – Kepala Intelijen Militer Iran
- Ali Shamkhani – Penasehat senior Pemimpin Tertinggi Iran
Selain itu, dua anggota IRGC dan dua polisi Iran juga dilaporkan tewas akibat serangan drone sekitar 300 km barat dari Teheran.
Dunia Waspada Eskalasi Nuklir
Serangan ini memperlihatkan bahwa konflik antara Israel dan Iran telah memasuki fase baru, tidak lagi terbatas pada perang proksi, melainkan menyerang langsung infrastruktur vital dan kepemimpinan militer.
Dunia internasional kini memantau dengan ketat, khawatir bahwa serangan balasan dan penyebaran senjata nuklir dapat memicu ketidakstabilan global yang jauh lebih besar.