Mossad melakukan operasi rahasia di Iran dengan menyusupkan senjata, mendirikan pangkalan drone, dan menargetkan ilmuwan serta pertahanan udara Iran. Serangan Israel ini menjadi bukti keunggulan intelijen Mossad.
Teheran, Iran – Dalam operasi intelijen besar yang belum pernah terjadi sebelumnya, badan rahasia Israel, Mossad, diketahui telah menyusup jauh ke dalam wilayah Iran dan melancarkan serangkaian serangan terkoordinasi terhadap fasilitas militer dan target strategis Iran.
Menurut pejabat keamanan Israel, Mossad lebih dulu menyelundupkan senjata canggih ke dalam wilayah Iran sebelum serangan udara besar-besaran dimulai. Senjata ini digunakan untuk menghancurkan sistem pertahanan dari dalam, termasuk peluncur rudal dan sistem rudal permukaan-ke-udara di dekat Teheran.
Israel juga dikabarkan mendirikan pangkalan drone tersembunyi di dalam wilayah Iran. Drone-drone bersenjata ini digunakan untuk menyerang peluncur rudal, membuka jalan bagi lebih dari 200 jet tempur Angkatan Udara Israel yang melakukan lebih dari 100 serangan udara pada Jumat dini hari waktu setempat.
Israel mengklaim seluruh pesawatnya kembali dengan selamat, menunjukkan dominasi udara Israel atas sebagian wilayah Iran yang berada ratusan kilometer dari perbatasannya.
Data intelijen yang dikumpulkan Mossad dari dalam Iran memungkinkan serangan presisi terhadap komandan militer dan ilmuwan nuklir senior Iran. Bahkan, Mossad merilis video langka yang memperlihatkan drone menyerang peluncur rudal secara tiba-tiba tanpa disadari.
Operasi Rahasia Mossad: Dari Teheran hingga Arsip Nuklir
Operasi ini memperlihatkan betapa dalamnya Mossad menembus jaringan rahasia Iran. Menurut analis Timur Tengah, Holly Dagres, “Mossad telah memperlakukan Iran seperti taman bermainnya selama bertahun-tahun.” Ia menambahkan, Israel secara konsisten unggul dalam perang bayangan sejak serangan balasan pertama pada April 2024.
Seorang sumber keamanan Israel mengungkapkan bahwa operasi ini melibatkan pasukan komando Mossad yang beroperasi diam-diam di pusat kota Teheran dan berbagai wilayah lainnya. Target mereka meliputi sistem pertahanan udara, rudal balistik, hingga peluncur roket utama.
Komando Mossad juga menyebar sistem senjata berpemandu presisi di dekat situs pertahanan Iran. Senjata canggih berbasis kendaraan turut digunakan untuk menyerang sistem radar dan peluncur rudal lainnya secara simultan dengan serangan udara dari jet tempur.
Daftar Panjang Target: Ilmuwan Nuklir dan Arsip Rahasia
Operasi ini bukanlah yang pertama. Sejak awal 2010-an, Israel dituduh telah membunuh ilmuwan nuklir Iran. Pada tahun 2015, mantan Menteri Pertahanan Moshe Ya’alon secara tidak langsung mengakui keterlibatan Israel dengan mengatakan, “Israel tidak bisa disalahkan atas harapan hidup ilmuwan nuklir Iran.”
Antara 2007 hingga 2012, lima pembunuhan rahasia terjadi di Teheran menggunakan bom dan senjata otomatis kendali jarak jauh. Satu-satunya ilmuwan yang selamat dari serangan itu adalah Fereydoon Abbasi. Namun tragisnya, Abbasi akhirnya tewas dalam serangan udara terbaru Israel.
Pada 2018, Mossad mencuri dan membocorkan arsip nuklir Iran dari Teheran, yang disiarkan langsung oleh PM Israel Benjamin Netanyahu. Iran menyebut tindakan itu sebagai “kekanak-kanakan”, namun pencurian tersebut berhasil mempengaruhi kebijakan global, termasuk keluarnya AS dari kesepakatan nuklir JCPOA.
Pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh dan Operasi di Tengah Perang Gaza
Pada November 2020, Mohsen Fakhrizadeh, ilmuwan nuklir utama Iran, tewas dalam serangan presisi menggunakan senapan mesin kendali jarak jauh di dalam mobil anti-peluru. Operasi ini menunjukkan tingkat perencanaan dan intelijen tinggi yang dimiliki Mossad.
Baru-baru ini, di tengah meningkatnya konflik di Gaza, Israel diduga membunuh pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran. Bom yang digunakan disembunyikan selama dua bulan di rumah tamu sebelum diledakkan secara remote saat Haniyeh berada di lokasi.
Mossad dan Ketidakmampuan Iran Menangkal Serangan
Ram Ben Barak, mantan wakil direktur Mossad, menyebut keberhasilan berkelanjutan badan intelijen Israel disebabkan oleh lemahnya dukungan rakyat terhadap pemerintah Iran dan kecanggihan personel Mossad. Hingga kini, Iran masih kesulitan memperkuat pertahanannya terhadap infiltrasi intelijen asing.
“Rezim yang dibenci rakyat memungkinkan Mossad menyusup dengan mudah, dan profesionalisme agen kami menjadi kekuatan utamanya,” ujar Ben Barak.
Konflik Israel-Iran kini kian terbuka dan membara. Dunia menanti bagaimana Iran akan merespons operasi besar Mossad ini, yang sekali lagi menegaskan dominasi Israel di dunia intelijen dan peperangan modern.