Israel dan Iran saling meluncurkan rudal dalam konflik terburuk dekade ini. Ratusan korban berjatuhan. Dunia khawatir krisis ini meluas ke Timur Tengah.
Teheran, 14 Juni 2025 — Konflik bersenjata antara Iran dan Israel resmi meletus setelah kedua negara saling meluncurkan rudal dan drone dalam serangan langsung paling mematikan dalam beberapa dekade terakhir. Ledakan, sirene, dan kepanikan menyelimuti kota-kota besar seperti Teheran, Tel Aviv, dan Yerusalem. Serangan ini terjadi hanya sehari setelah Israel melancarkan operasi militer yang menewaskan beberapa jenderal dan ilmuwan nuklir senior Iran.
Iran membalas dengan meluncurkan lebih dari 200 rudal balistik ke wilayah Israel dalam empat gelombang. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 4 orang dan melukai lebih dari 200 warga di Tel Aviv, Ramat Gan, dan Rishon LeZion. Beberapa rudal berhasil menembus sistem pertahanan udara Iron Dome dan menghantam kawasan padat penduduk.
Di pihak Iran, lebih dari 80 orang, termasuk wanita dan anak-anak, dilaporkan tewas akibat serangan udara Israel yang menargetkan wilayah pemukiman di Teheran serta fasilitas militer dan nuklir. Situs pengayaan uranium Fordow juga dilaporkan mengalami kerusakan meski tidak terjadi kebocoran material radioaktif.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menuduh Israel memulai perang dan memperingatkan bahwa “hukuman berat” akan dijatuhkan. “Israel tidak boleh merasa aman setelah serangan ini. Mereka telah memulai perang dan akan bertanggung jawab penuh,” katanya dalam siaran nasional.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan bahwa Iran “akan membayar mahal” atas serangan terhadap warga sipil. “Jika Khamenei terus menembakkan rudal, maka Teheran akan terbakar,” ujarnya.
Bandara Mehrabad di Teheran menjadi sasaran dua rudal yang menyebabkan ledakan besar, meskipun landasan dan fasilitas utama tidak rusak. Pusat-pusat pemerintahan dan militer di sekitar lokasi tersebut langsung ditutup total.
Duta Besar AS untuk Israel, Mike Huckabee, melaporkan bahwa ia harus berlindung lima kali dalam satu malam akibat serangan rudal. Ia menyebut situasi ini sebagai yang terburuk dalam satu dekade terakhir.
Selain itu, serangan rudal juga menyebabkan lima warga Palestina, termasuk tiga anak-anak, terluka di wilayah Tepi Barat. Israel langsung memberlakukan penutupan ketat dan menambah pos pemeriksaan militer di seluruh kawasan.
Iran memperingatkan bahwa sekutu Israel seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis akan menjadi target jika ikut campur. “Semua pangkalan militer dan kapal di Teluk Persia dan Laut Merah akan diserang jika mereka terlibat,” kata juru bicara militer Iran.
Pakar politik Timur Tengah dari Universitas Deakin, Shahram Akbarzadeh, menilai bahwa konflik ini berpotensi panjang dan Amerika Serikat kemungkinan besar akan terseret. “Israel mengandalkan komitmen keamanan AS. Jika perang melebar, AS tidak bisa tinggal diam,” ujarnya kepada Al Jazeera.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengajak rakyat Iran melawan rezim Ayatollah Khamenei dan mengejar kebebasan. Namun, menurut laporan dari Teheran, warga Iran justru semakin marah karena serangan ini menewaskan warga sipil yang tidak berdosa.
Konflik ini menjadi titik balik berbahaya dalam geopolitik Timur Tengah. Dunia internasional mendesak kedua pihak untuk menahan diri, namun hingga saat ini, eskalasi justru terus meningkat.