Qaplo – Varian baru COVID-19 bernama NB.1.8.1 terdeteksi di Amerika Serikat. Diduga lebih menular dari varian sebelumnya, simak gejala, efektivitas vaksin, dan siapa yang harus waspada.
Amerika Serikat kini mendeteksi varian baru COVID-19 bernama NB.1.8.1. Varian ini pertama kali ditemukan di Tiongkok pada Januari 2025 dan kini menyumbang sekitar 10% dari total sekuens virus SARS-CoV-2 yang dianalisis secara global. Hanya dalam waktu sebulan, angka ini melonjak dari 2,5%, menandakan penyebaran yang cepat.
Apa Itu Varian NB.1.8.1?
NB.1.8.1 adalah varian turunan dari Omicron JN.1, yang telah mengalami sejumlah mutasi pada protein spike—bagian virus yang berperan penting dalam menempel pada sel tubuh manusia. Menurut WHO, mutasi ini diduga membuat NB.1.8.1 lebih mudah menular dan mungkin lebih kebal terhadap antibodi netralisasi yang dibentuk tubuh atau dari vaksin.
Saat ini, hanya 20 sekuens NB.1.8.1 yang teridentifikasi di Amerika Serikat, sehingga belum dimasukkan ke dalam dasbor pemantauan CDC. Namun, lembaga ini memastikan terus memantau dan bekerja sama dengan mitra internasional.
Gejala NB.1.8.1: Apa yang Harus Diwaspadai?
Para pakar kesehatan menyatakan bahwa gejala NB.1.8.1 tidak berbeda jauh dengan varian COVID sebelumnya. Menurut Dr. Zachary Hoy, spesialis penyakit menular anak, berikut adalah gejala yang umum ditemukan:
- Batuk kering ringan tapi menetap
- Hidung tersumbat
- Kelelahan dan rasa letih sepanjang hari
- Demam dan menggigil
- Sakit tenggorokan
- Nyeri otot
“Gejalanya mungkin lebih ringan dibandingkan flu musiman, namun tetap bisa berbahaya terutama bagi kelompok rentan,” jelas Hoy.
Dr. Amesh Adalja dari Johns Hopkins University juga menegaskan bahwa hingga kini belum ada bukti NB.1.8.1 menyebabkan gejala lebih parah, peningkatan rawat inap, atau lonjakan kematian. Namun, yang mengkhawatirkan adalah peningkatan prevalensi yang cepat.
Apakah Vaksin Masih Efektif?
Meskipun NB.1.8.1 adalah varian baru, vaksin COVID 2024–2025 dirancang untuk melawan garis keturunan Omicron JN.1, tempat varian ini berasal. Artinya, perlindungan terhadap gejala berat masih tergolong kuat, walaupun perlindungan terhadap infeksi bisa terbatas dan bersifat sementara.
Dr. Adalja menyatakan, “Vaksin tetap penting, terutama untuk lansia, orang dengan gangguan kekebalan tubuh, atau mereka yang sering terpapar seperti tenaga kesehatan.”
Jika Anda masuk dalam kelompok risiko dan sudah lebih dari enam bulan sejak vaksinasi terakhir atau terinfeksi COVID terakhir kali, disarankan untuk mendapatkan vaksin penguat.
Kapan Harus ke Dokter?
Sebagian besar pasien bisa pulih di rumah dengan istirahat, hidrasi, dan obat pereda gejala seperti parasetamol atau ibuprofen. Namun, bagi kelompok risiko tinggi, sebaiknya segera hubungi dokter untuk mendapatkan resep antivirus seperti:
- Paxlovid
- Molnupiravir
Antivirus ini paling efektif jika dikonsumsi dalam lima hari pertama sejak munculnya gejala.
Segera ke UGD Jika Mengalami:
- Nyeri dada
- Sulit bernapas
- Bingung atau tidak bisa tetap terjaga
- Gejala makin memburuk dalam waktu cepat
“Kesulitan bernapas adalah tanda yang paling kami khawatirkan. Jangan tunda untuk mencari pertolongan,” ujar Dr. Hoy.
NB.1.8.1 adalah varian baru yang sedang diamati ketat oleh komunitas medis global. Meski belum menunjukkan gejala yang lebih parah, kemampuannya dalam menyebar cepat dan beradaptasi menjadi alasan penting untuk tetap waspada, menjaga protokol kesehatan, dan memperbarui vaksinasi bila perlu.